Sunday, September 16, 2007

Indah kecewa

ABG Pondok Indah Demo Tolak Busway

Warga Pondok Indah, termasuk para remaja alias ABG, berunjuk rasa di Bundaran Jalan Metro Pondok Indah, Sabtu (15/9) petang. Demo langka ini dimaksudkan untuk menentang rencana pembangunan busway koridor VIII.

Unjuk rasa warga yang diikuti puluhan anak baru gede (ABG) penghuni Pondok Indah itu membuat arus lalu lintas dari arah Lebak Bulus dan Kebayoran Lama tersendat. Mereka membentangkan kain putih sebagai bentuk penolakan pembangunan jalur khusus bus tersebut. "Jika aspirasi kita tidak diperhatikan, kami akan mengajukan class action terhadap Gubernur DKI Sutiyoso ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Gugatan akan kami layangkan pekan depan," ujar juru bicara Tim Peduli Lingkungan Pondok Indah, Louis M Pakaila, di sela-sela aksi.

Demonstrasi yang juga diikuti puluhan ibu-ibu itu berlangsung tertib. Mereka membentangkan kain putih bertuliskan ’Pohonku, Nafasku’. Kain putih dengan panjang sekitar 100 meter itu dipasang di setiap pohon besar yang terdapat di taman di Bundaran Jalan Metro Pondok Indah. Jalan ini hanya memiliki dua lajur. Jika proyek busway dilaksanakan, maka hanya tersisa satu lajur sehingga akan memperparah kemacetan di kawasan tersebut.

Sebagai wujud kekompakan, mereka memakai kaus putih dan meriakkan yel-yel berisi penolakan pembangunan koridor VIII. Kendati jarang berunjuk rasa, warga Pondok Indah terlihat tidak canggung ketika menyuarakan tuntutan mereka. "Kami menolak kalau ratusan pohon di sini, ditebang untuk keperluan proyek busway," ujar peserta demo bernama Manda (21).

Louis mengatakan, aksi damai ini digelar sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap Pemprov DKI yang tidak memperhatikan aspirasi mereka. Ia telah mengirim surat ke Gubernur Sutiyoso terkait penolakan rencana pembangunan busway koridor VIII itu."Tapi, sampai sekarang surat itu tidak pernah ditanggapi. Gubernur malah menanggapi keluhan kami melalui media massa," ujarnya.

Tuntut amdal

Penolakan warga Pondok Indah karena proyek tersebut belum dilengkapi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). "Adanya busway yang melintas di sini juga akan menambah kemacetan dan polusi akibat gas buang kendaraan bermotor. Lihat saja sekarang kondisinya sudah macet begini," kata Louis.

Jika pembangunan proyek busway dipaksakan berarti 560 pohon berbagai jenis yang telah berusia di atas 30 tahun akan musnah. Pondok Indah pun akan berubah gersang dan berpolusi. "Yang jelas lingkungan di sini akan rusak akibat proyek tersebut," kata Austriono, Sekretaris Tim Peduli Lingkungan Pondok Indah.

Austriono mengatakan, pada prinsipnya warga tidak menolak busway. Tapi, jika harus mengorbankan ratusan pohon mereka dengan tegas menolak pembangunan itu. "Coba tunjukkan dulu amdalnya ke kita," ujarnya.

Perumahan Pondok Indah terletak di Kelurahan Pondokpinang, Kebayoran Lama. Kawasan elit ini dihuni sekitar 12.000 warga yang terbagi dalam 5 RW. Koridor VIII yang dibangun di Pondok Indah akan melintasi Jalan Metro Pondok Indah hingga ke Lebak Bulus sepanjang 3,2 kilometer.

Dira (20), warga Pondok Indah lainnya, dengan tegas menolak penebangan pohon untuk keperluan pembangunan busway. "Saya suka naik busway. Tapi, kalau harus ngorbanin pohon, saya tidak setuju," ucap mahasiswi semester III Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Gerahnya warga Pondok Indah terkait proyek ini mulai terlihat awal September. Mereka pun sudah mengaku ke DPRD untuk mengadakan negosiasi. Warga hanya menyetujui proyek tesebut sampai di Pondok Indah Mall (PIM) I dan PIM II. Developer kawasan itu akan menyediakan bus khusus untuk mengantarkan warga sampai ke Terminal Bus Lebak Bulus, sesuai rute awal busway koridor VIII yaitu Lebak Bulus-Harmoni. (wid)
WARTA KOTA

No comments: